Assalamualaikum, suamiku
hai,
aku merindukanmu malam ini.
boleh segera pulang? ingin kuhirup aroma tubuhmu dalam-dalam
ah iya, kita sedang berjauhan ya.
Long Distance Married.
Merincikan tentangmu tanpa kamu disebelahku sama dengan aku akan tidur menggunakan sweater lagi malam ini. Tidak seperti malam-malam lain. Dimana aku hanya menghirup bayangan aromamu beberapa kali kemudian melepasnya sweater itu disembarangan tempat disekitar tempat tidur.
Kutuliskan ini sebagai rasa sayang yang terus bertumbuh setiap hari. InshaAllah..
Membaca, mendengar, mengamati, menapak tilas, kemudian membandingkannya adalah sebab agar aku terus bersyukur atas dikirimkannya engkau untukku.
Hai sayang,
Maukah tetap menggenggam erat jemariku seperti hari pernikahan kita? -suka dan duka?
Maukah engkau tahu bahwa betapa merasa nyamannya aku saat kau terus genggam tanganku di depan semua orang?
Merasa sangat gugupnya aku saat kau temani aku berdandan berganti pakaian.
Merasa sangat bahagianya aku melihatmu ada disampingku mengamiinkan doa-doa terbaik orang lain untuk kita.
Merasa terberkahinya bisa melakukan ibada-ibadah berjamaah denganmu.
Merasa sangat sedihnya aku pulang terpisah dengan keluargaku.
Merasa canggungnya aku didalam rumahmu.
Merasa banyak hal yang membuatku semakin mencintaimu.
Terima kasih telah memilihku untuk menghabiskan waktu untuk beribadah bersama. Akan coba kupelajari bagaimana cara menjadi pasangan yang baik untukmu.
Tunggu ya, temani aku belajar demi kamu. Mau kan?
Baik-baik di sana. Jangan kebanyakan ngemil. Aku benci lipatan didagu dan perut buncitmu. Dietlaaaaaa!!
dari aku,
yang merindukanmu
Mataram, 25 April 2019
22.17 WITA
aku merindukanmu malam ini.
boleh segera pulang? ingin kuhirup aroma tubuhmu dalam-dalam
ah iya, kita sedang berjauhan ya.
Long Distance Married.
Merincikan tentangmu tanpa kamu disebelahku sama dengan aku akan tidur menggunakan sweater lagi malam ini. Tidak seperti malam-malam lain. Dimana aku hanya menghirup bayangan aromamu beberapa kali kemudian melepasnya sweater itu disembarangan tempat disekitar tempat tidur.
Kutuliskan ini sebagai rasa sayang yang terus bertumbuh setiap hari. InshaAllah..
Membaca, mendengar, mengamati, menapak tilas, kemudian membandingkannya adalah sebab agar aku terus bersyukur atas dikirimkannya engkau untukku.
Hai sayang,
Maukah tetap menggenggam erat jemariku seperti hari pernikahan kita? -suka dan duka?
Maukah engkau tahu bahwa betapa merasa nyamannya aku saat kau terus genggam tanganku di depan semua orang?
Merasa sangat gugupnya aku saat kau temani aku berdandan berganti pakaian.
Merasa sangat bahagianya aku melihatmu ada disampingku mengamiinkan doa-doa terbaik orang lain untuk kita.
Merasa terberkahinya bisa melakukan ibada-ibadah berjamaah denganmu.
Merasa sangat sedihnya aku pulang terpisah dengan keluargaku.
Merasa canggungnya aku didalam rumahmu.
Merasa banyak hal yang membuatku semakin mencintaimu.
Terima kasih telah memilihku untuk menghabiskan waktu untuk beribadah bersama. Akan coba kupelajari bagaimana cara menjadi pasangan yang baik untukmu.
Tunggu ya, temani aku belajar demi kamu. Mau kan?
Baik-baik di sana. Jangan kebanyakan ngemil. Aku benci lipatan didagu dan perut buncitmu. Dietlaaaaaa!!
dari aku,
yang merindukanmu
Mataram, 25 April 2019
22.17 WITA
Comments
Post a Comment