kenali, pelajari, dan terapkan teknologi konstruksi ramah gempa
kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
Sepuluh tahun
lalu lagu ini menjadi bait yang paling sering didengarkan seantero negeri ini.
Pada tanggak
26 desember 2004 pukul 00:58:53 GMT atau waktu 06:58:53 (WIB) terjadi Gempa dan
Tsunami Terdasyat di Sumatra Hindia. Lokasi episentrum gempa adalah sekitar 160
km barat Sumatera di sebelah utara Pulau Simeulue di Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Menurut data
US Geological Survey (USGS), Gempa Aceh Menempati posisi gempa berkekuatan terbesar ketiga setelah gempa Chili dan Gempa
Alaska, juga menempati peringkat pertama sebagai
gempa dengan berdurasi penyesaran yang paling lama yaitu sampai 600 detik.
Gempa ini telah menimbulkan serangkaian tsunami yang merusak pantai-pantai di
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sri Langka, India, Thailand dan
negara-negara lainnya dengan tinggi gelombang hingga 30 meter yang menyebabkan
korban jiwa lebih dari 275.000 orang, belum termasuk ribuan korban hilang dan
kerusakan pada infrastruktur bangunan.
Gempa dengan
kekuatan besar berhasil meluluhlantakkan seisi kota. Rumah, kendaraan,
tumbuhan, hewan, bahkan manusia terhempas dan hanyut begitu saja. Kota yang
dijuluki dengan Serambi Mekkah nyaman sekejap porak-poranda menyakitkan mata
dan menggoreskan luka pada hati setiap insan.
Gambar
1 Suasana setelah tsunami
(Sumber:
google.com)
Musibah Maha
Dahsyat Tsunami ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya wilayah
Indonesia yang rawan akan bencana seperti gempa bumi. Secara geologis kepulauan
Indonesia terletak pada pertemuan jalur gempa utama sehingga memiliki aktifitas
gempa bumi yang cukup tinggi. Pada beberapa tahun terakhir ini gempa bumi makin
sering terjadi. Sebagai peristiwa alam kemunculannya tiba-tiba dan sulit
diduga. Belum ada teknologi yang dapat meramalkan kapan dan dimana terjadinya.
Sehingga seringkali banyak korban jiwa yang menyertai terjadinya gempa bumi.
Posisi
Indonesia dalam wilayah gempa dapat dilihat pada Gambar 2 menjadikan Indonsia
rawan akan setiap bencana. Lempeng yang bergeser sedikit saja akan berdampak
fatal pada kondisi di Indonesia.
Gambar
2 Wilayah gempa Indonesia
(Sumber:
google.com)
Kabar baik
dari segelintir kabar menyesakkan dada itu ternyata diantara reruntuhan
bangunan di Propinsi Nanggore Aceh Darussalam (NAD) masih ada beberapa bangunan
yang kokoh berdiri dan berfungsi dengan baik; Gedung Taspen dan Gedung
Jiwasraya Banda Aceh, 12 Blok Gedung SMK3 banda Aceh, Gedung Dinas Perhubungan
NAD, Gedung RSUD Simeulue, Gedung Dinas Kesehatan Simeulue, Gedung Kantor BAPPEDA
Simeulue. Pulau Simeulue merupakan daerah yang paling dekat dengan episentrum
gempa. Karya anak bangsa ini terbukti kokoh dan menyelamatkan jiwa manusia,
serta teruji kembali pada Gempa di bengkulu,Padang,Palu,manado,dan Manokwari
(Agent Kontruksi Sarang LabaLaba Wilayah Bali.html)
Apa yang membuat 32
bangunan tersebut masih dapat berdiri kokoh?
Selidik punya
selidik, ternyata bangunan-bangunan yang masih berdiri kokoh tersebut
menggunakan konstruksi ramah gempa. Apa konstruksi ramah gempa? Bagaimana cara
kerjanya? Siapa penemunya? Semuanya akan kita bahas bersama-sama.
Kriteria
bangunan tahan gempa adalah sebagai berikut :
- · Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak mengalami kerusakan baik secara struktural maupun non struktural.
- · Bila terjadi gempa sedang, komponen bangunan non struktural boleh rusak tetapi komponen struktural nya tetap utuh.
- · Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non struktural maupun struktural, tetapi tersedia selang waktu bagi evakuasi penghuni bangunan tersebut keluar sebelum bangunan runtuh.
Mari kita
perhatikan prinsip-prinsip utama dalam membangun rumah tahan gempa,
prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:
1.
Denah Dan
Struktur Bangunan Yang Simetris
Denah
Bangunan. Denah yang sederhana dan simetris akan memudahkan kita menentukan
letak titik-titik kolom dan pondasi yang akan menjadi rangka struktuk utama
pada rumah kita. Misalnya untuk kolom beton bertulang yang ideal untuk rumah
tinggal biasanya berjarak 3 – 4 m.
Struktur
Bnagunan. Struktur bangunan sederhana dan simetris dapat menahan gaya gempa
yang lebih baik dari pada bangunan dengan bentuk yang tidak beraturan. Ini
disebabkan karena gaya gempa yang terjadi dapat terdistribusi secara merata ke
semua elemen struktur.
2.
Pemilihan
Material Yang Ramah Terhadap Gempa
Besarnya gaya
gempa yang menimpa sebuah bangunan berbanding lurus dengan berat bangunan itu
sendiri. Itu sebabnya penting untuk membuat bangunan menjadi lebih ringan
dengan menggunakan bahan bangunan yang ringan.
3.
Sistem
Konstruksi Penahan Beban
Pada
konstruksi rumah tahan gempa perlu diperhatikan agar struktur pondasi, kolom,
balok dan struktur atap menyatu dengan sambungan yang memadai. Untuk konstruksi
kayu selain perlu tambahan struktur menyilang (bracing) harus dilengkapi dengan
plat baja pengikat di setiap pertemuan (joint) sehingga menjamin fleksibilitas
geraknya.
Bangunan
dengan struktur beton bertulang harus memakai tulangan yang tepat sesuai dengan
perhitungan strukturnya, baik tulangan utama maupun cincinnya. Sambungan antara
kolom, pondasi dan sloof pun harus diperhatikan detailnya agar mempunyai
kekuatan yang cukup untuk menahan beban gempa.
Selain
struktur rumah perlu diperhatikan juga mengenai interior rumah. Lihat satu
persatu ruangan yang ada di rumah kita dan bayangkan apa yang akan terjadi pada
saat gempa. Lihatlah benda apa saya yang mungkin bisa jatuh dan menimpa kita.
Mengatur barang-barang berat untuk ditempatkan di lantai. Lemari sebaiknya
diikat ke dinding dengan dipaku, skrup atau diberi siku. Benda-benda yang mudah
terbakar harus disimpan di tempat yang aman dan tidak mudah pecah.
Gambar 3 Jaring Laba-laba
(Sumber; Google.com)
Konstruksi ramah gempa yang ternyata
dapat membuat bangunan-bangunan tersebut berdiri kokoh adalah banguann dengan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL).
Diberi nama konstruksi sarang laba-laba atau
KSLL karena bentuknya yang mirip sarang laba- laba. Sistem pondasi sarang
laba-laba hasil karya bangsa Indonesia asli itu, tak hanya menjawab kebutuhan
dunia teknologi konstruksi akan sistem pondasi yang bernilai ekonomis dari segi
biaya, tapi juga multi fungsi. Dalam perhitungan, biaya bisa dihemat
hingga 50 persen.
Gambar 4 Pondasi Sarang Laba-Laba
(Sumber: Yopi Pilawan el Sirazy’s
blog)
KSLL Konstruksi pondasi bangunan
berupa beton bertulang menyerupai sarang laba-laba (KSLL) dan tanah yang
dipadatkan adalah sistem pondasi pertama di dunia yang mampu memaksa tanah
berfungsi sebagai struktur.
Telah dikembangkan sejak tahun
1976, pondasi KSSL terbukti berhasil mempertahankan ratusan gedung berlantai
2-4 pada saat gempa 9 SR di Aceh, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
Selain ramah gempa, KSLL juga
kokoh, ekonomis dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan alat berat dan
sedikit memakai kayu hasil hutan.
KSLL adalah solusi bermasalah
pada pondasi untuk gedung-gedung bertingkat antara 2-10 lantai, yang berdiri di
atas tanah dengan daya dukung rendah, letak tanah keras cukup dalam, dan
kompresibilitas tanah tinggi.
Secara
perspektif pada bidang yang tidak stabil seperti dedaunan yang selalu
bergoyang. Mengaplikasikan prinsip alam yang telah terbukti pada pondasi
bangunan telah terbukti mampu bertahan pada bencana alam yang sangat
destruktif: gempa.
KSLL cocok digunakan untuk
bangunan pada tanah :
- Memiliki
daya dukung rendah 0,15 kg/cm2 hingga 0,5 kg/cm2
- Letak tanah
keras cukup dalam
-
Kompresibilitas tanah Tinggi
Filosofi konstruksi sarang
laba-laba merupakan konstruksi pondasi dangkal yang kaku, kokoh, menyeluruh
tetapi ekonomis dan ramah gempa.
"Konstruksi
ini dirancang untuk mampu mengikuti arah gempa baik horisontal maupun vertikal
karena menggunakan media tanah sebagai bagian dari struktur pondasi,"
jelas Agus kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Keunggulan
Inovasi:
- Sistem pondasi yang tahan gempa dan telah terbukti
- Dapat diplikasikan untuk gedung bertingkat 2-10 lantai
- Ekonomis dan ramah lingkungan
- Hemat waktu dalam pengerjaannya
Ungkap ahli
bangunan ramah gempa Antonius Budion bahwa Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) termasuk
ke dalam kelompok pondasi dangkal, mengingat ada juga teknologi bangunan yang
menggunakan pondasi dalam.
Dari segi waktu, sistem KSLL ini sangat efisien,
karena menerapkan prinsip ban berjalan, sehingga pengerjaannya pun lebih cepat
dibanding sistem konstruksi lain. Dari 1000 lebih bangunan yang
menggunakan sistem KSLL ini, hingga saat ini belum terdapat bangunan yang
mengalami keretakan berarti. Ini berarti KSLL memberikan stabilitas yang
tinggi, meski terjadi guncangan. Resiko penurunan yang tidak merata, dapat
dieliminasi sampai mendekati angka 0. Sistem ini mampu membuat tanah
menjadi bagian dari struktur pondasi.
PENEMU KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA
Berkembangnya
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
putra Indonesia yaitu Ir. Ryantori
dan Ir. Sutjipto. Merekalah penemu konsep dasar konstruksi fondasi bangunan
yang "ramah" ketika Bumi berguncang. Ryantori memaparkan bahwa Konstruksi
fondasi sarang laba-laba memang bukan penemuan baru. Pada 1975, konsep dasar
konstruksi fondasi laba-laba ditemukan. Lalu, perhitungan teknisnya ditemukan
delapan tahun kemudian.
Satu dekade berlalu.
Keadaan kota yang dijuluki Serambi Makkah ini berangsur-angsur membaik. Melangkah
pelan untuk membangun rumah-rumah yang lebih tahan terhadap gempa.
Tahan Gempa
Setelah itu, terus dilakukan
perbaikan hingga menjadi bagian struktur bangunan yang ramah terhadap gempa
bumi. Sejak ditemukan hingga saat ini, konstruksi fondasi ini telah digunakan
pada lebih dari 1.000 bangunan di Indonesia.
Bangunan yang menggunakan
konstruksi fondasi sarang laba-laba ini terbukti berdiri kokoh setelah terjadi
serangkaian peristiwa gempa bumi di sejumlah daerah beberapa tahun terakhir.
"Seratus lebih gedung 2–5 lantai dibangun sebelum gempa terbukti aman dan
berfungsi dengan baik sampai sekarang," ungkap Ryantori lagi.
(GalaksiKonstruksi.html)
Sebagai contoh, bencana gempa dan
tsunami di Aceh delapan tahun lalu membuktikan 32 bangunan berfondasi
konstruksi sarang laba-laba masih tetap berdiri kokoh. Bahkan, sebagian dari
gendung-gedung tersebut masih dimanfaatkan hingga saat ini.
Tak ayal, Ryantori mengklaim
konstruksi fondasi sarang laba-laba sebagai rekor dunia dari Indonesia yang
mampu berdiri kokoh di tengah gempa bermagnitude 9,3. Sebelumnya, dia juga
pernah mengklaim sistem fondasi pertama yang mampu memaksa tanah menjadi
struktur, tapi tanah tidak menjadi beban dari struktur.
Perihal Kekuatan Bangunan, Alumnus
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini menjelaskan kekuatan
dari konstruksi sarang laba-laba ini mampu memaksa tanah menjadi struktur
sehingga menjadi kaku. Selain itu, konstruksi ini memiliki masa fondasi yang
besar, tapi masa fondasi itu tidak menjadi beban menjadi struktur.
"Sebesar 85 persen dimensi
gedung yang menggunakan konstruksi fondasi sarang laba-laba ditahan oleh tanah,
15 persen adalah beton bertulang. Sementara konstruksi konvensional, 85 persen
demensinya menahan beban sendiri. Jadi, gedung terlalu berat memikul bebannya
sendiri," jelas Ryantori.
Konstruksi fondasi sarang laba-laba
memiliki tingkat kekakuan yang tinggi (rigid) dan mampu menahan beban vertikal
dan horisontal. Konstruksi ini terbentuk dari pelat yang diperkaku oleh rib
(tulang) yang saling berkaitan membentuk segitiga yang terdapat rongga di
tengahnya.
Rongga antar-rib diisi dengan
lapisan tanah timbunan dan pasir yang dipadatkan. Dengan demikian, konstruksi
tersebut menjadi konstruksi komposit antara beton dan tanah. Perpaduan ini
menghasilkan kerja sama timbal balik saling menguntungkan. Ahasil, terbentuklah
sebuah fondasi lebih kuat ketimbang sistem fondasi dangkal lainnya.
Teknologi ini tidak hanya dapat
diaplikasikan pada bangunan gedung maupun rumah bertingkat, tapi untuk taxiway,
hanggar, dan passenger terminal, pelabuhan laut (container yard dan
pergudangan), dan jalan raya. Semua jenis konstruksi tersebut semua dapat
menggunakan material lokal. agung wredho.
NEGARA
YANG SUDAH MENGGUNAKAN KONSTRUKSI RAMAH GEMPA
Jepang merupakan Negara dengan teknologi
konstruksi tahan gempa yang terbaik. Itu karena wilayah mereka memang sangan
rawan terhadap gempa. Kalau diperhatikan sebagian rumah-rumah tradisional
Jepang berstruktur kayu dan umumnya satu tingkat. Partisi antar ruangan memakai
bilah bambu dan kertas yang sangat ringan. Yasushi Sanada, ahli gempa dari
Universitas Osaka Jepang membenarkan adanya prosedur yang sangat ketat. Hal itu
dilakukan karena pemerintah Jepang sangat perhatian terhadap keselamatan
penghuninya di negara yang kerap dilanda bencana.
Rumah
tradisional Indonesia ternyata dirancang tahan gempa oleh nenek moyang kita.
Pemakaian struktur kayu dan bambu dengan atap memakai rumbia atau ijuk terbukti
dapat bertahan ketika ada goncangan gempa.
Dewasa
ini sudah banyak konstruksi yang menggunakana bahan yang ramah gempa
seperti atap dengan bahan rangka baja ringan, pemakaian partisi dari
gypsum, juga rumah yang minimalis. Pembangunan ramah gempa seperti ini
sangat bagus sebagai langkah untuk mengantisipasi gempa bumi atau
musibah semacamnya. Antisipasi ini juga sudah harus diterapkan untuk
rumah/bangunan yang tidak berada pada bagian rawan gempa.
Perencanaan
konstruksi rumah tinggal yang ramah gempa seperti terlihat pada Gambar 5
Gambar 5 Rumah tahan gempa
Sekuat apapun kosntruksi yang
berada pada pusat gempa pasti akan emngalami kerusakan. Hanya saja keruskannya
tidak akan parah dan penghuni dapat menyelamatkan diri, mencari perlindungan,
serta meminimalisir angka kematian.
Sumber
referensi tamabhan:
Galaksi Konstruksi.htm
Konstruksi Indonesia Adopsi Bangunan Ramah Gempa.htm
MR BISNIS - Agent Kontruksi
Sarang LabaLaba Wilayah Bali.htm
Sarang Laba-Laba Ramah Gempa.htm
'Sarang Laba-laba', Konstruksi Ramah
Gempa - Kompas.com Properti.htm
National geographic Indonesia
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat Pagi,
ReplyDeleteDear Mrs. Ria Rahmalia
kami dari PT. Katama Suryabumi. ingin menginfokan bahwa blog anda yang memuat tulisan dengan judul Kenali, Pelajari, dan Terapkan Teknologi Konstruksi Ramah Gempa. telah kami seleksi dan mendapatkan souvenir menarik dari perusahaan kami. untuk itu di mohonkan untuk segera mengirim alamat domisili anda saat ini. untuk dapat mengirimkan souvenir ke alamat tempat tinggal anda, Kami mengucapkan Terima Kasih kepada anda karena telah berpartisipasi dalam penulisan blog tentang konstruksi sarang laba laba.
untuk informasi lebih lanjut dapat mengirimkan @mail ke marketing.katama@gmail.com atau hubungi kami di kontak person 085768434838.
Terima Kasih,
Regards
Inayah Sofiah
Jakarta, Aktual.com — Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan, bakal memberlakukan sistem satu arah (SSA) di Terowongan Cikoko menuju Stasiun Cawang. Rekayasa lalu lintas ini untuk mengurangi kemacetan akibat penyempitan jalan di terowongan tersebut.
ReplyDelete“Hasil kesepakatan ini merupakan hasil koordinasi pada hari Kamis (30/7)
Sudin Jaksel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah di Terowongan Cikoko-Cawang