Saling meremukkan
Ketakutan dan kebingungan itu terpecahkan sudah. Semua pertanyaan itu terjawab sebagaimana mestinya. Mungkin aku tidak punya akal sehat untuk berfikir; apakah itu masuk akal atau tidak. Yang aku tahu; kau didepanku dan mencoba menuntaskan semua.
penjelasan demi penjealasan. Deraian demi deraian. aku tertunduk menghadap meja kayu yang aku basahi dengan air panas yang terus menetes tanpa henti seiring penjelasan yang aku tuturkan padamu. Aku lagi-lagi tidak berfikir; seberapa memalukannya aku dihadapanmu. Sungguh aku tidak berfikir saat itu.
alasan klasik.
aku rasa semua laki-laki bisa mengatakan itu ketika bahu lain terasa nyaman untuk membaringkan kepala. Itu hanya seperti alasan anak SD kenapa datang terlambat ketika ada pr yang harus dikumpulkan. terlalu mengada-ada.
wajahmu. aku tidak bisa membaca ekpresi apa itu. mungkin karena terlalu datar? mungkin karena aku terlalu bahagia bertemu kamu? mungkin karena aku puas mendengar semua pertanyaan yang menggelayut dikepalaku. mungkin. dan semua kemungkinan bisa terjadi di tempat itu.
selamat. kamu berhasil membuatku remuk.
Aku terus bercuap tanpa henti. mengucapkan yang seharsnya aku ucapkan dan yang seharusnya kamu dengar. Aku sadar terkadang mulutku lebih tajam daripada pisau. Aku memotong penejlasanmu, aku tidak membiarkanmu berbicara, aku emnyumpahi hubunganmu dngannya, aku berdoa buruk untuk kamu.
kamu tahu? saat itu. Rasanya aku senang sekali. Senang membuatmu terluka. senang membuat kita saling meremukkan.
Terima Kasih.
Mataram, 9 September 2014
13:50 wita
penjelasan demi penjealasan. Deraian demi deraian. aku tertunduk menghadap meja kayu yang aku basahi dengan air panas yang terus menetes tanpa henti seiring penjelasan yang aku tuturkan padamu. Aku lagi-lagi tidak berfikir; seberapa memalukannya aku dihadapanmu. Sungguh aku tidak berfikir saat itu.
alasan klasik.
aku rasa semua laki-laki bisa mengatakan itu ketika bahu lain terasa nyaman untuk membaringkan kepala. Itu hanya seperti alasan anak SD kenapa datang terlambat ketika ada pr yang harus dikumpulkan. terlalu mengada-ada.
wajahmu. aku tidak bisa membaca ekpresi apa itu. mungkin karena terlalu datar? mungkin karena aku terlalu bahagia bertemu kamu? mungkin karena aku puas mendengar semua pertanyaan yang menggelayut dikepalaku. mungkin. dan semua kemungkinan bisa terjadi di tempat itu.
selamat. kamu berhasil membuatku remuk.
Aku terus bercuap tanpa henti. mengucapkan yang seharsnya aku ucapkan dan yang seharusnya kamu dengar. Aku sadar terkadang mulutku lebih tajam daripada pisau. Aku memotong penejlasanmu, aku tidak membiarkanmu berbicara, aku emnyumpahi hubunganmu dngannya, aku berdoa buruk untuk kamu.
kamu tahu? saat itu. Rasanya aku senang sekali. Senang membuatmu terluka. senang membuat kita saling meremukkan.
Terima Kasih.
Mataram, 9 September 2014
13:50 wita
Comments
Post a Comment