Ini fase setelah aku berfikir
Beberapa hari lalu aku menolak
kehadiranmu. Lantas pura-pura berkegiatan dan mengacuhkanmu. Untung saja ada
yang lain tujuan berlabuhmu. Bukan hanya pada dermagaku, jadi aku bisa
membiarkan kapal lain yang diam dan beristirahat sejenak untuk melepas lelah.
Yah, setelah memperhatikan
kapal-kapal tersebut, juga melihat kapalmu menajuh dari dermagaku, aku lantas bergumam
pada diri sendiri: bukankah aku menginginkan kapalmu yang bersandar pada
dermagaku. Bukankah itu adalah keinginan sejak lama?
Jawabannya jelas
iya.
Lantas, ketika
tanpa pernah aku sangka, kau menghampiriku begitu saja.
Saat aku tidak
bisa menolak kedatangan kapal-kapal lain.
Aku pergi dari
tenpat duduk paling nyamanku kemudian masuk kamar dan berbaring. Berfikir kembali
tentang apa yang aku inginkan dan apa yang sedang ada dihadapanku.
Aku berfikir
dari berbagai sisi, lantas menutup muka dengan bantal, kemudian tertidur.
Pagi ini,
dermagaku sudah sepi.
Akan ada kapal
baru yang akan bersandar di sana. Pagi ini. sepagi ini aku harap kapalmu yang
bersandar pertama. Lagi-lagi Dia mengabulkan pinta kecilku.
Aku sudah memperbaharui
suasasan dermagaku. Aku siap meyambutmu.
Kali ini, aku
tidak lagi pura-pura tidak tahu, bukan
lagi pura-pura. Aku menyambutmu bersama angin yang mengibaskan rambut hitam panjangku. Aku menungumu. Aku bahagia.
Mataram, 17 juni
2014.
09:22 pm
Comments
Post a Comment