ketika sakit dada mulai menyerang
Kata
Tikaa, jangan sering nahan tangis, Ria.
Sakit itu menyerang lagi tadi pagi
seusai pelajaran Mekanika Tanah 2. Aku sedang belajar bagaimana cara membuat
alignement hosrizontal dan gambar super elevasi untuk melengkapi tugas Teknik
Jalan Raya yang sedang kami kerjakan. Aku bersama Didit, Ilmi, juga Luthfy. Sedang
asyiknya aku mendengarkan penjelasan dari Didit, tiba-tiba kak Indro datang. Aku
memanggilnya untuk menyampaikna informasi seputar lomba karya ilmiah yang
pernah kami ikuti. Saat itu refleks, aku memegang dadaku.
Auuu..
sakit itu terasa lagi. Sakitnya terasa sama seperti sakit pada saat libur empat hari itu. Untung saja
aku sedang di rumah waktu itu. Aku kira itu sakit karena aku tidur dalam posisi
yang sama dalam jangka waktu yang lama. Aku
fikir seperti itu. dan pemikiranku belum berubah sampai tadi pagi.
Aku
mengerang sembari mengeluarkan suara. Benar-benar aku tidak tahan untuk tidak bersuara.
Ilmi melihatku. Kemudian menyaranku untuk segera minum air. Karena aku sedang
berada di Jurusan, jadi aku tunda dulu untuk membeli air. Setelah penjelasan
yang disampaikan oleh Didit selesai. Ilmi menasihatiku seputar sakit dada yang
aku rasakan. Dari sekian panjang penjelasannya, intinya dia menyuruhku untuk
meminum air bening sebagai penawarnya. Kemudian kami menuju Laboratorium
Geoteknik untuk praktikum, bukan aku sih yang praktik, tapi Tika dan Ilmi.
Karena
Tika memiliki pengalaman menangani penolongan
pertama, maka Ilmi bertanya tentang apa yang dia lihat tadi. Yah sama. Jawaban mereka,
aku memang harus mengonsumsi lebih banayk air bening. Iya aku menurut saja.
mungkin aku terlalu cuek apda kesehatan. Mungkin.
Kemudian
kami menelusuri lorong menuju Ruang N. kami akan kuliah Teknik Jalan Raya pukul
11:30 WITA. Aku dan Tika duduk santai di depan kelas. Kemudian Tika mengajakku
berbicara.
“Ria,
jangan sering nahan tangisnya ya.”
Aku
terdiam. Bagaimana dia bisa tahu akhir-akhir ini aku sering menahan tangis
akibat sakit hatiku pada seseorang di kejauhan sana.
“kok
Tika bisa tahu saya sering nahan tangis?”
“iya
Ria, yang sering saya denger juga begitu. Ada penyakit yang disebabkan dari dalam
dan dari luar. Dari luar berupa virus atau bakteri, dan dari dalam karena pengaruh
hati juga pikiran.”
Benar.
Itu benar sekali. Apa yang diakatakan Tika adalah apa yang pernah menjadi
ketakutanku tentang kesehatan, seperti apa yang pernah aku dengar pada sebuah
pengajian bahwa; beberapa penyakit yang tidak diketahui obatnya adalah penyakit
yang disebabkan oleh terpendamnya hal-hal yang ingin disampaikan, juga karena sakit
hati karena tingkah, sikap, atau perbautaan yang disebabkan oleh orang lain.
Dan
aku memang mengalami itu kemarin. Saat libur empat hari seusai Ujian Tengah
Semester (UTS). Aku sakit hati sekali kepada seorang yang istimewa, iya.
sakitnya teramat sakit. Juga karena beberapa orang perempuan yang membuatku
begitu menggila.
Jadi
Tuhan, maafkan aku yang tidak peduli akan kesehatanku sendiir. Aku harus
sesegara mungkin menghilangkan semaunya. Aku tidak ingin lagi merasakan sakit
di dada ini. sudahlah. Yang terjadi terjadi saja. Aku akan mencoba
mengikhlaskannya. Aku ingin sembuh dan sehat seperti sediakala. Jauhkan aku
dari segala penyakit Ya Allah.. aaamiin Ya Robbal Alamin..
Mataram,
7 Mei 2014
05:39
pm
Comments
Post a Comment