Rasanya seperti pertama kali kita bertemu: biasa saja.
aku mencoba membaca kembali deretan perbincangan kita di sebuah akun.
ketika sudah sampai kalimat terakhir, kumulai lagi kembali pada kalimat pertama. begitu seterusnya.
pesan-pesan itu tidak panjang, juga tidak terlalu pendek. Hanya seadanya dan cukup. Cukup untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan.Tanpa candaan konyol dan basa-basi garing.
setelah bosan dan aku rasa cukup, ternyata tidak ada yang berubah dari semua itu. Rasanya sama, seperti pertama kali kita bertukar pesan -biasa saja-.
kamu kembali meraih lenganku, saat doaku padaNya telah terpanjat satu tahun silam. Aku sudah baik-baik saja sekarang, begitu bahagia meskipun tanpa kamu.
Maafkan aku ya, bukan tidak menerima kehadiranmu kembali, hanya saja kamu sudah tidak berkesan lagi seperti dulu. karena perihnya terabaikan bukan hal mudah untuk dijalani.
Kita tetap berteman kok, jangan khawatir. Aku bisa menjadi tempat kau pulang. Tetapi hidangan di rumahku tidak seistimewa dulu untukmu.
Hidangan istimewa hanya untuk orang-orang spesial.
terima kasih sudah kembali saat Dia benar-benar kabulkan doa -tanpa pertemuan denganmu- menjadi kenyataan. Sekali lagi, maafkan aku.
Selong, 27 Juni 2016
13.30 WITA
ketika sudah sampai kalimat terakhir, kumulai lagi kembali pada kalimat pertama. begitu seterusnya.
pesan-pesan itu tidak panjang, juga tidak terlalu pendek. Hanya seadanya dan cukup. Cukup untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan.Tanpa candaan konyol dan basa-basi garing.
setelah bosan dan aku rasa cukup, ternyata tidak ada yang berubah dari semua itu. Rasanya sama, seperti pertama kali kita bertukar pesan -biasa saja-.
kamu kembali meraih lenganku, saat doaku padaNya telah terpanjat satu tahun silam. Aku sudah baik-baik saja sekarang, begitu bahagia meskipun tanpa kamu.
Maafkan aku ya, bukan tidak menerima kehadiranmu kembali, hanya saja kamu sudah tidak berkesan lagi seperti dulu. karena perihnya terabaikan bukan hal mudah untuk dijalani.
Kita tetap berteman kok, jangan khawatir. Aku bisa menjadi tempat kau pulang. Tetapi hidangan di rumahku tidak seistimewa dulu untukmu.
Hidangan istimewa hanya untuk orang-orang spesial.
terima kasih sudah kembali saat Dia benar-benar kabulkan doa -tanpa pertemuan denganmu- menjadi kenyataan. Sekali lagi, maafkan aku.
Selong, 27 Juni 2016
13.30 WITA
Comments
Post a Comment